Saturday 30 July 2016

KEGIATAN SHARING

Assalamualaikum wr. wb...
Hari ini saya akan memperlihatkan bagaimana kami siswa/i khususnya dari kami SMK NEGERI  1 NABIRE dan teman2 SMK lainnya saling sharing tentang kegiatan pembelajaran selama 1 minggu di BLC Telkom Klaten.
Ini dia foto2nya ^^


Ini kelompok 1 dari SMK NEGERI 1 NABIRE lagi sharing tentang Instalasi Linux Mint.






Dilanjutkan dengan kelompok 2 masih dari SMK NEGERI 1 NABIRE sedang sharing tentang sejarah Linux





Lalu dilanjutkan oleh kelompok 3 sharing tentang penjelasan apa itu TKJ




sekian info dan foto2nya yaah.
kegiatan selanjutnya nanti diposting lagi lain waktu. Thanks ^^



Friday 29 July 2016

Perintah-perintah dasar linux

ngan linux,OS dengan system keamanan yang tinggi dan tentunya gratis....Seperti yang sobat ketahui LInux dikenal dengan CLI-nya (Command Line Iterfaces).dan kebanyakan orang atau perusahaan menggunakan linux sebagai SOJ pada server-server mereka
PERINTAH-PERINTAH DASAR LINUX



    Bagi para pemula yang ingin mengenal dasar-dasar linux sebaiknya bukan hanya menghapal namun juga harus mempraktekkannya secara langsung.karna didalam linux intinya bukan hapalan namun tindakan yang sobat lakukan.berikut perintah" dasar di linux:

         

1. sudo su
digunakan untuk login sebagai root/pengguna tertinggi
sintaks: sudo  su

2. root
digunakan untuk login sebagi root
sintaks: root

3. login
digunakan untuk login sebagai user lain,namun harus menjadi root terlebih dahulu untuk bias menjalankan perintah ini.
Sintaks: login  nama_user

4. cd (change directory)
digunakan untuk berpindah directory/folder
sintaks: cd  alamat_directory
contoh: cd   /etc/network

5. pwd
digunakan untuk memperlihatkan direktori mana posisi kita berada
sintaks : pwd

6. ls(list)
digunakan untuk melihat isi sebuah direktori
sintaks: ls

7. mv(move)
digunakan untuk memindahkan,cut atau rename file
sintaks: mv /directory/nama_file_asal /nama_file_baru
contoh : mv  /etc/file1.txt  file2.txt        >>>rename file
mv  /etc/file1.txt  /var/www              >>>cut file

8. mkdir(make direktori)
digunakan untuk membuat folder baru
sintaks: mkdir  nama_folder
contoh: mkdir  folder1

9. rmdir(remove direktori)
digunakan untuk menghapus folder
sintaks: rmdir  nama_folder
contoh: rmdir  folder1

10. touch
digunakan untuk membuat file baru
sintaks: touch nama_file

11. rm(remove)
digunakan untuk menghapus file
sintaks: rm  file1.txt

12. more
digunakan untuk menampilkan isi sebuah file
sintaks: more  nama_file

13. echo
digunakan untuk menuliskan sesuatu kata atau kalimat ke sebuah file
sintaks: echo  “isi pesan”   nama_file

14. aduser
digunakan untuk menambah user baru
sintaks: adduser  nama_user
deluser
digunakan untuk menghapus user dari system
sintaks:  deluser  nama_user

15. addgroup
digunakan untuk menambahkan group baru
sintaks: addgroup  nama_group

16. lsusb
digunakan untuk melihat perangkat usb yg sedang terkoneksi kekomputer
sintaks: lsusb

17. lpci
digunakan untuk melihat perangkat PCI yang sedang terkoneksi
sintaks :lpci

18. lshw
digunakan untuk melihat hardware computer
sintaks: lshw

19. dmesg
digunakan untuk melihat hardware yang sedang beraktifitas
sintaks: dmesg

20. top
digunakan untuk  melihat proses yg sedang berjalan seperti task manager di windows
sintaks: top

21. cpuinfo
digunakan untuk melihat spesifikasi computer
sintaks: cpuinfo  

22. meminfo
digunakan untuk melihat status RAM
sintaks: more /proc/meminfo

 
23. clear
digunakan untuk membersihkan layar
sintaks: clear

24. halt
digunakan untuk mematikan computer(harus sebagai root)
sintaks:  halt

25. reboot
digunakan untuk  merestart computer(harus sebagai root)
sintaks: reboot

26. exit
digunakan untuk  keluar dari terminal
sintaks:exit

27. wget
digunakan untuk   mendownload via terminal
sintaks : wget  link_download

28. ifconfig
digunakan untuk melihat konfigurasi Ethernet/kartu jaringan
sintaks : ifconfig

29. apt-get
digunakan untuk memperoleh paket/software dari repository ubuntu secara online
sintaks: apt-get nama_paket
contoh: apt-get install dhcp3-server

30. tar
digunakan untuk melakukan ekstrack file
sintaks: tar [parameter] nama_file

31. nautulis
digunakan untuk membuka tampilan GUI secara langsung
sintaks: nautulis
contoh: sudo nautulis                             
>>>menggunakan mode GUI dgnstatus root)

32. df-h
digunakan untuk melihat sisa kapasitas harddisk
sintaks: df-h

33. who
digunakan untuk melihat nama login kita
sintaks: who

34. cat
digunakan untuk membuka file
sintaks : cat  nama_file

35. date
digunakan untuk melihat tanggal
sintaks: date

36. cal
digunakan untuk melihat kalender
sintaks :cal

37. hostname
digunakan untuk menampilkan nama computer
sintaks: hostname

38. free
digunakan untuk free memori
sintaks : free

39. history
digunakan untuk melihat perintah apa saja yg pernah di ketik
sintaks: history

40. chomod +X
digunakan untuk mengekstrak file menjadi bagian dari system
1


cttn:"-   ingat didalam linux huruf besar dan kecil tidaklah sama.
       -    dalam mengeetik perintah tidak boleh kelebihan atau kekurangan karakter
             dan perhatikan juga tanda spasinya"

https://itsystemid.blogspot.co.id/2013/12/perintah-perintah-dasar-linux.html

Cara mencari aplikasi linux yang setara dengan aplikasi di windows

Cara mencari aplikasi linux yang setara dengan aplikasi di windows

Assalamualaikum wr.wb..
Kalian yang baru menginstall OS Linux pasti masih bingung dengan nama-nama aplikasi untuk di install. saya punya tips untuk mengetahui nama aplikasi apa saja yang ada di Linux. langsung saja langkah2nya :


1. pertama buka browser kamu 2. ketik pada URL seperti dibawah ini



3.Kemudian lihat dibagian tab menu atas pilih Alternatives




4. Lalu kamu tinggal masukkan nama aplikasi windows di kolom pencarian.     contohnya seperti ini






SELESAI !!! Gampang, kan ... sekarang kamu sudah tidak bingung lagi mau cari aplikasi apa saja bisa andalkan Linuxappfinder. Selamat mencoba sahabat blogger ^^




https://linuxappfinder.com/



Thursday 28 July 2016

Cara menghitung IP Address, Subnet mask , Network ID dan broadcast address

Assalamualaikum wr.wb..
malam ini saya mau membagikan cara menghitung/mencari IP address, sebnte mask, network ID dan brodcast


 

Konsep Subnetting

Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASSOKTET PERTAMASUBNET MAS DEFAULTPRIVATE ADDRESS
A1-127255.0.0.010.0.0.0-10.255.255.255
B128-191255.255.0.0172.16.0.0-172.31.255.255
C192-223255.255.255.0192.168.0.0-192.168.255.255
Perhitungan Subnetting
Setelah memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet MaskNilai CIDR
255.128.0.0/9
255.192.0.0/10
255.224.0.0/11
255.240.0.0/12
255.248.0.0/13
255.252.0.0/14
255.254.0.0/15
255.255.0.0/16
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet192.168.1.0192.168.1.64192.168.1.128192.168.1.192
Host Pertama192.168.1.1192.168.1.65192.168.1.129192.168.1.193
Host Terakhir192.168.1.62192.168.1.126192.168.1.190192.168.1.254
Broadcast192.168.1.63192.168.1.127192.168.1.191192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet172.16.0.0172.16.64.0172.16.128.0172.16.192.0
Host Pertama172.16.0.1172.16.64.1172.16.128.1172.16.192.1
Host Terakhir172.16.63.254172.16.127.254172.16.191.254172.16.255.254
Broadcast172.16.63.255172.16.127.255172.16.191.255172.16..255.255
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet172.16.0.0172.16.0.128172.16.1.0172.16.255.128
Host Pertama172.16.0.1172.16.0.129172.16.1.1172.16.255.129
Host Terakhir172.16.0.126172.16.0.254172.16.1.126172.16.255.254
Broadcast172.16.0.127172.16.0.255172.16.1.127172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
  1. 0.0.0
  2. 1.0.0

  1. 254.0.0
  2. 255.0.0

Host Pertama
  1. 0.0.1
  2. 1.0.1

  1. 254.0.1
  2. 255.0.1

Host Terakhir
  1. 0.255.254
  2. 1.255.254

  1. 254.255.254
  2. 255.255.254

Broadcast
  1. 0.255.255
  2. 1.255.255

  1. 254.255.255
  2. 255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2