Tuesday 30 August 2016

Perbedaan ROM & RAM

Assalamualaikum wr.wb.
hari ini saya memposting mengenai perbedaan ROM & RAM.



A. Pengertian
   
ROM
ROM mempunyai tugas untuk menyimpan program yang sifatnya tetap atau permanen, tidak tergantung pada keberadaan arus listrik (nonvolatile), dan program yang tersimpan dalam ROM mempunyai sifat hanya bisa dibaca oleh para pengguna komputer. Menyimpan data pada ROM tidak dapat dilakukan dengan mudah, namun membaca data dari ROM dapat dilakukan dengan mudah. Biasanya program / data yang ada dalam ROM ini diisi oleh pabrik yang membuatnya. Oleh karena sifat ini, ROM biasa digunakan untuk menyimpan firmware (perangkat lunak yang berhubungan erat dengan perangkat keras).
ROM modern didapati dalam bentuk IC, persis seperti medium penyimpanan/memori lainnya seperti RAM. Untuk membedakannya perlu membaca teks yang tertera pada IC-nya. Biasanya dimulai dengan nomer 27xxx, angka 27 menunjukkan jenis ROM , xxx menunjukkan kapasitas dalam kilo bit ( bukan kilo byte )Data-data biasanya sudah terisi dan disediakan oleh pabrik perakitnya. Contoh data-data ROM yang sering muncul adalah saar komputer dihidupkan maka akan terbaca semua konfigurasi perangkat yang terintegrasi dalam komputer tersebut.
Isi data pada ROM misalnya adalah program Basic Input Output System (BIOS), yang berfungsi untuk mengendalikan perpindahan data antar mikroprosesor ke komponen lain yang meliputi keyboard, monitor, printer, dan lainnya. Program BIOS juga mempunyai fungsi self diagnostic, atau memeriksa kondisi yang ada dalam dirinya yang dinamakan Power on Self Test (POST).
  • Jenis-jenis ROM
1. Mask ROM
Mask ROM adalah ROM yang tidak bisa ditulis ulang (non-flashable) sehingga tidak dapat di up-grade.
2. PROM (Programmable Read-Only Memory)
PROM merupakan sebuah chip memory yang hanya dapat diisi data satu kali saja. Sekali saja program dimasukkan ke dalam sebuah PROM, maka program tersebut akan berada pada PROM seterusnya.
    



RAM
 RAM yang merupakan singkatan dari Random Access Memory adalah sebuah perangkat keras komputer yang berfungsi menyimpan berbagai data dan instruksi program, isi dari RAM dapat diakses secara random atau tidak mengacu pada pengaturan letak data. Data di dalam RAM bersifat sementara, dengan kata lain data yang tersimpan akan hilang jika komputer dimatikan atau catu daya yang terhubung kepadanya dicabut.
RAM biasa juga disebut sebagai memori utama (main memory), memori primer (primary memory), memori internal (internal memory), penyimpanan utama (primary storage), memory stick, atau RAM stick. Bahkan terkadang orang hanya menyebutnya sebagai memori meskipun ada jenis memori lain yang terpasang di komputer.

RAM merupakan salah satu jenis memori internal yang mendukung kecepatan prosesor dalam mengolah data dan instruksi. Dengan menggunakan tambahan RAM ke dalam komputer dapat menghasilkan pengaruh positif pada kinerja dan kecepatan komputer, meskipun RAM sebenarnya tidak menentukan kecepatan komputer.
Modul memori RAM yang umum diperdagangkan berkapasitas 128 MB, 256 MB, 512 MB, 1 GB, 2 GB, dan 4 GB.
Ram juga berfungsi mengolah data dan instruki yang ditulis atau dibaca oleh buah system bagian dari komputer yang sangat pentin g. Dengan fungsi tersebut maka Anda bisa menjalankan dua aktifitas sekaligus, yaitu menulis dari RAM dan membaca data dari RAM. Semakin berat aplikasi yang akan dijalankan, maka bobot RAM akan semakin besar.
Ada empat macam tipe dari memory komputer, yaitu:

1.randoaccessmemory
2.readonlymemory
3.CMOSmemory
4. virtual memory
    JENIS-JENIS RAM


Berdasarkan Module:
  1. Single Inline Memory Module (SIMM), Mempunyai kapasitas 30 atau 72 pin. Memori SIMM 30 pin untuk kegunaan PC zaman 80286 sehingga 80486 dan beroperasi pada 16 bit. Memory 72 pin banyak digunakan untuk PC berasaskan Pentium dan beroperasi pada 32 bit.
  2. Double Inline Memory Module (DIMM), Berkapasitas 168 pin, kedua belah modul memori ini aktif, setiap permukaan adalah 84 pin. Ini berbeda daripada SIMM yang hanya berfungsi pada sebelah modul saja. Menyokong 64 bit penghantaran data. SDRAM (synchronous DRAM) menggunakan DIMM. Merupakan penganti dari DRAM, FPM (fast page memory) dan EDO. 
  3. RIMM (Rambus), Dulu dikenali sebagai RDRAM. Adalah sejenis SDRAM yang dibuat oleh Rambus. DRDRAM digunakan untuk CPU dari Intel yang berkecepatan tinggi. Pemindahan data sama seperti DDR SDRAM tetapi mempunyai dua saluran data untuk meningkatkan kemampuan. Juga dikenali sebagai PC800 yang kerkelajuan 400MHz.
RAM terdiri dari sekumpulan chip. Chip-chip ini mampu untuk menampung:
* data untuk diproses;
* instruksi atau program, untuk memproses data;
* data yang telah diproses dan menunggu untuk dikirim ke output device, secondary storage atau juga communication device;
* instruksi sistem operasi yang mengontrol fungsi-fungsi dasar dari sistem komputer
Struktur dari RAM dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
  1. Input storage, digunakan untuk menampung input yang dimasukkan     lewat alat input
  2. Program storage, dipakai untuk menyimpan semua instruksi-instruksi program yang akan di proses
  3. Working storage, digunakan untuk menyimpan data yang akan diolah dan hasil dari pengolahan
  4. Output storage, digunakan untuk menampung hasil akhir dari pengolahan data yang akan ditampilkan ke alat output

Sekian dari saya. Semoga artikel ini dapat menjadi ilmu yang berguna untuk pembaca sekalian. Terima Kasih.
Wassalamualaikum wr.wb

Monday 29 August 2016

Fungsi position static, absolute, fixed dan relative pada css

Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya akan membahas tentang fungsi-fungsi position dalam css.
langsung saja ya kita simak sama-sama.....


A. Pengertian

Position adalah perintah dalam css untuk mengatur posisi. Properti css untuk posisi dengan nilai-nilai, absolute, relative dan fixed menunjukkan posisi elemen satu dengan elemen lainnya atau terhadap body itu sendiri.


B. Latar Belakang
Position bisa juga digunakan untuk div


C. Tujuan & Manfaat
1. Memahami position
2. Membuat program dengan menggunakan position



D. Alat & Bahan
1. Laptop
2. Aplikasi Sublime Text atau aplikasi text editor lainnya.


E. Tahap Pelaksanaan

 1. Position Static
Nilai static adalah nilai titik tetap (default).

<div style="width:300px; height: 100px; border: yellow solid 1px"></div>
<div style="width:300px; height: 300px; border: 1px solid black;">
    <div style="width:200px; height: 200px; border: 1px solid red;"></div>   
</div>

2. Position Absolute
Nilai absolute memungkinkan untuk menghapus elemen dari wadah div dengan deklarasi top, bottom, left, right.
Hubungan dengan wadah div nya hanya jika posisi div terakhir memiliki nilai, jika tidak maka posisinya berhubungan dengan elemen html dengan titik tetapnya pojok kiri atas terhadap area jendela browser.

Contoh 1:
div "red" diposisikan di kanan jendela browser (lihat kotak merah di sebelah kanan atas) tidak berada di dalam div "hitam" karena tidak ada penentuan posisi terakhir sehingga secara defaultnya titik posisi di tentukan terhadap body. <div style="width:300px; height: 100px; border: yellow solid 1px"></div>
<div style="width:300px; height: 300px; border: 1px solid black;">
    <div style="width:300px; padding: 10px; border: 1px solid red; position: absolute; top: 0; right: 50px; text-align: center;">        position: absolute; top: 0; right: 50px;
    <div>
</div>



Contoh 2:
div "black" memiliki nilai position: relative; menyebabkan div "merah" diposisikan  50px dari atas dan 10px terhadap div "hitam".

<div style="width:300px; height: 100px; border: yellow solid 1px"></div>
<div style="width:300px; height: 300px; border: 1px solid black; position: relative;"> position: relative;
    <div style="width:200px; height: 200px; padding: 10px; border: 1px solid red; position: absolute; top: 50px; left: 10px;">
position: absolute; top: 50px; kiri: 10px;
    </div>
</div>



  3. Position Relative
Nilai relative memungkinkan posisi elemen berhubungan dengan wadah div nya.

Contoh 1:
<div style="width:300px; height: 100px; border: yellow solid 1px"></div>
<div style="width:300px; height: 300px; border: 1px solid black;">
    <div style="width:200px; height: 200px; padding: 10px; border: 1px solid red; position: relative; top: 20px; left: 20px;">
position: relative; top: 20px; left: 20px;
    </div>
</div>

Contoh 2:
<div style="width:300px; height: 100px; border: yellow solid 1px"></div>
<div style="width:300px; height: 300px; border: 1px solid black;">
    <div style="width:200px; height: 200px; padding: 10px; border: 1px solid red; position: relative; bottom: 20px; right: 20px;">
position: relative; bottom: 20px; right: 20px;
    </div>
</div>



4. Position Fixed
Elemen yang ada di dalamnya berhubungan dengan eemen html. Titik tetap (default)nya adalah pojok kiri atas dan tidak pernah berkaitan dengan elemen wadah divnya.

Contoh 1:
div "red" berada di kiri atas dengan posisi dari atas 20px.

<div style="width:200px; padding: 10px; border: 1px solid red; position: fixed; top: 20px; left: 0; text-align: center;">
     position: fixed; top: 20px; left: 0;
</div>

Contoh 2:
<div style="width:300px; height: 100px; border: yellow solid 1px"></div>
<div style="width:300px; height: 300px; border: 1px solid black;">
    <div style="width:300px; padding: 10px; border: 1px solid red; position: fixed; bottom: 0; right: 0; text-align: center;">position: fixed; bottom: 0; right: 0;
    </div>
</div>




F. Referensi
http://jagocoding.com/tutorial/542/Tutorial_Lengkap_Memahami_CSS_Position
http://www.w3schools.com/css/css_positioning.asp



Sekian postingan hari ini. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb



Sunday 28 August 2016

Workshop PHP Indonesia di BLC Telkom

Assalamualaikum wr.wb...
Hari ini adalah hari yang sangat berharga buat saya, kenapa ? Karena BLC Telkom mengadakan workshop PHP Inodesia. Pertama kami dikenalkan dengan algoritma program lalu kami diajarkan membuat program kalkulator dan program IF ELSE dengan menggunakan script php.

Berikut beberapa foto-foto workshop PHP Indonesia di BLC Telkom :

  
foto ini kami sedang belajar IF-ELSE

 



ini Kak Aji Kamaludin & Kak Dedi adalah pembimbing yang juga ikut serta dalam workshop ini. Sedang membuat program kalkulator.

 Ini kak Andhika Yuana dari PHP Indonesia yang mengajari kami di workshop hari ini

Sekian dari saya tentang postingan ini. Terima kasih telah berkunjung dan membaca blog saya.  ^^
Wassalamualaikum wr.wb

Saturday 27 August 2016

GNS3 (Graphical Network Soimulator) - Hari terakhir Training Cisco dari Nixtrain

Assalamualaikum wr.wb..
Kali ini saya memposting tentang apa itu GNS3. Berhubung ini adalah hari terkahir Training Cisco di BLC Telkom.



A. Pengertian

Pengertian GNS3

GNS3 adalah sebuah program graphical network simulator yang dapat mensimulasikan topologi jaringan yang lebih kompleks dibandingkan dengan simulator lainnya. Program ini dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, atau Mac OS X.

Kelebihan GNS3 dari packet tracer:
  • Memungkinkan akses penuh ke Cisco IOS.
  • Memungkinkan disain topologi yang lebih real dengan interaksi ke sistem lain seperti OS yg ada di VirtualBox, komputer host (tempat dimana GNS3 di install) ataupun koneksi ke internet.
Kekurangan GNS3:
  • Instalasi dan persiapan lab relatif lebih rumit.
  • Memerlukan resource komputer yang relatif lebih tinggi.
B. Latar Belakang  
Di dunia open source dikenal GNS3 (Graphical Network Simulator 3) merupakan software network
simulator yang tidak kalah bagusnya dibanding dengan Boson NetSim. Bahkan GNS3 selain gratis juga
tersedia dalam berbagai platform OS. Sehingga tidak mempersulit pengguna OS tertentu dalam mempelajari
jaringan tanpa perlu menginstall OS yang “tidak disukainya”.
Sebagai produk open source, GNS3 dikembangkan oleh komunitas sehingga kehandalannya terjamin
serta memiliki development life-cycle yang cepat tanpa mengurangi kualitas softwarenya.
Salah satu keunggulan GNS3 adalah dapat diintegrasikan ke jaringan fisik yang sudah ada atau dihubungkan
dengan jaringan didalam software virtualisasi seperti VMWare atau VirtualBox


C. Tujuan & Manfaat 
1. Memahami penggunaan GNS3
2. Dapat membuat suatu topologi secara real pada GNS3
3. Dapat menghubungkan pc dengan router GNS3

D. Alat & Bahan
1. PC/Laptop
2. Software GNS3
3. Virtualbox 


E. Referensi
http://fahmpress.blogspot.co.id/2014/02/step-by-step-memulai-lab-cisco-dengan.html 
https://eth13.wordpress.com/tag/apa-itu-gns3/


Sekian dari saya. 
mohon maaf jika ada kesalahan. Wassalamualaikum wr.wb


  

Thursday 25 August 2016

Konfigurasi HSRP pada Cisco (Hari Kelima)

Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya mempostig tentang langkah-langkah konfigurasi HSRP.

A. Pengertian 
 
HSRP adalah kependekan dari Hot Standby Redundancy Protokol yang merupakan salah satu dari High Availibility. Apa sih High Avaulibility itu ? High Availibility merupakan suatu mode dimana Gateway dari dua ISP dapat di gabungkan dan seakan-akan menjadi satu gateway. Tapi, kita juga menyediakan IP Virtual yang sama antar ISP.

B. Latar Belakang 

Dalam membangun suatu jaringan, terkadang kita memiliki suatu resiko yang sulit untuk dihindari. Ketika sudah membangun suatu jaringan yang sudah beroperasi secara penuh dan harus selalu tersambung, kadang faktor yang paling sulit dihindari adalah faktor alam. Faktor alam kadang membuat topologi yang sudah kita buat dengan waktu yang cukup lama dan dengan resource yang cukup banyak rusak dan menimbulkan kerugian saat terjadi down time. Untuk mengatasi itu maka dibuatlah protocol yang berfungsi untuk membuat  jaringan ketika terjadi kerusakan pada bagian-bagian tertentu. Untuk HSRP sendiri lebih berfokus pada route cadangan



C. Tujuan & Manfaat

1. Mampu konfigurasi HSRP (Hot Standby Routing Protocol) hingga dapat dites pada jaringan
2. Mampu membuat rute cadangan dengan dasar praktik HSRP pada suatu jaringan dan mengerti algoritmanya.
pada jaringan agar ketika salah satu rute rusak, bisa melewati rute lainnya.



D. Alat & Bahan 
1. PC/Laptop
2. Software Cisco PacketTracer



 E. Tahap Pelaksanaan 

1. Pertama-tama kita  langsung masuk ke pengaturan pada Primary Router, masukkan pengaturan seperti gambar di bawah ini. Router ini akan dibuat sebagai Router utama dengan prioritas tertinggi di antara Router-Router lainnya.        
      
Keterangan :                   
ena
conf term
interface FastEthernet0/0
standby 1 ip 192.168.1.254      mengatur standby dengan grup 1 dengan menggunakan ip router virtual 192.168.1.254
duplex auto                                    mengatur pengaturan mode duplex
speed auto                                     mengatur pengaturan kecepatan interface 
standby version 2                         mengatur pengaturan versi standby
standby 1 priority 100                  mengatur pengaturan prioritas standby
standby 1 preempt                      mengaktifkan fungsi agar Router active dengan prioritas yang lebih rendah menjadi tidak active.
standby 1 track se3/0                    mengatur prioritas track dari standby menjadi se3/0
2. Setelah itu masuk ke pengaturan pada Secondary Router. Pengaturannya hampir sama dengan pengaturan pada Primary Router. 
3. Untuk pengaturan Routing-nya sesuaikan dengan kebutuhan jaringannya. Berikut ini kalau milik saya. Karena saya ingin bisa melewati dua jaringan, maka Router yang digunakan untuk perantara jaringan keduannya saya beri pengaturan Routing OSPF. Untuk pengaturannya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. 

4. Karena tadi kita sudah konfigurasi HSRP pada kedua Router, kemudian saya tinggal mencoba koneksi dengan melakukan tracert menuju server pada jaringan 202.202.202.0 dengan ip 202.202.202.2. Pada saat Primary Router interface fa0/0 nya masih aktif, maka seharusnya Hop yang akan terdeteksi pada Tracert ini seharusnya ip dari Primary Router tersebut.
5. Lalu untuk status Standby bisa dilihat dengan perintah show standby pada mode privilege. Saat Primary Router interface-nya masih dalam kondisi up, maka output akan seperti ini. Pada bagian Active Router dan Standby Router. Pasti Active Router merupakan ip interface dari Primary Router dan Standby Router-nya ip dari interface Secondari Router.

3. Pengujian

1. Untuk pengujiannya kita bisa mencoba dengan mematikan interface pada Primary Router, sehingga topologinya menjadi seperti ini. Hop merah berarti down. 
2. Kita cek lagi Status Standby dengan perintah show standby pada masing-masing router. Maka pada bagian Active Router dan Standby Router tadi akan berubah menjadi seperti ini. Ip Secondary Router akan berubah menjadi active router dan standby router akan berubah menjadi unknow (jika tidak ada router standby dengan prioritas lebih rendah) atau ip router standby yang prioritasnya lebih rendah.
3. Kita bisa mengecek juga hopnya menggunakan fitur tracert pada PC Client untuk tracert menuju Server seperti yang tadi. Maka hopnya akan berubah menjadi ip dari interface secondary router.




F. Referensi 
https://oneclikfriend.blogspot.co.id/2016/03/konfigurasi-hsrp-hot-standby-redudancy.html
https://delcosta.wordpress.com/2009/11/10/understanding-hsrp/



G. Hasil & Kesimpulan 

berhasil mengkonfigurasi HSRP guna membuat rute cadangan ketika terjadi down di hop-hop tertentu. Namun untuk pengaturan ini, hanya untuk pengaturan rute cadangan satu arah, karena tadi Cuma menseting untuk satu interface dari arah client. Jika ingin menambah tinggal membuat pengaturan lagi dengan ip menyesuaikan lalu grup standby yang berbeda lalu dengan interface menyesuaikan daerah asal yang ingin diberi HSRP. Untuk rute yang digunakan Client pada saat pengaturan HSRP tadi dapat melihat gambar di bawah ini.
Namun jika memang ingin menambahkan pengaturan untuk arah yang berbeda (dari server) kita tidak bisa menggunakan Router saat menggabungkan dua hop router karena nanti tidak bisa satu jaringan. Topologinya harus berbeda dari yang diatas, Central Router harus diganti Switch agar bisa satu jaringan.

 


Pengertian NAT Static & Konfigurasi (Hari Keempat)

Assalamualaikum wr. wb..
Kali ini saya memposting tentang materi NAT Static. Apa itu NAT Static ?


A. Pengertian

NAT Static 
adalah metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Biasanya menggunakan IP publik.
Dalam jaringan local / LAN , NAT diperlukan untuk menghubungkan jaringan LAN untuk dapat mengakses internet. NAT sendiri juga disebut sebagai bagian dari firewall dalam sebuah jaringan komputer. Firewall yang dimaksud adalah seperti menghubungkan jaringan yang memiliki IP Private (biasanya LAN) ke internet. Pada pelayanan ISP, biasanya akan diberikan 1 alamat IP Publik yang digunakan menuju ke internet. Disinilah NAT di berikan kepada masing-masing komputer / perangkat client yang ingin terhubung dengan internet.




Di dalam NAT sangat diperlukan keamanan. Musalnya ketika suatu komputer terkoneksi ke internet, komputer tersebut tidak sengaja mengakses misalnya ke server atau suatu situs tertentu, tetapi komputer tersebut juga sangat mungkin untuk diakses oleh komputer lain yang sama-sama terkoneksi ke internet. Jika hal ini terjadi dan disalahgunakan, apabila sampai terjadi seperti hal tersebut akan sangat membahayakan. Data - data pribadi / penting juga dapat dilihat atau di curi bahkan di salah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

NAT secara otomatis akan memberikan proteksi layaknya firewall yang saya sebutkan diatas. NAT hanya akan mengizinkan koneksi yang berasal dari dalam jaringan. Hal ini berarti akan menahan atau menolak akses koneksi dari luar ke dalam jaringan menjadi relatif kecil.

Berikut ini adalah beberapa command line atau perintah yang digunakan untuk membuat nat pada beberapa perangkat seperti menggunakan Router Cisco , Linux server, atau Mikrotik.

 


B. Latar Belakang 

NAT Static merupakan suatu metode untuk menghubungkan antara masing-masing jaringan di dunia, kita memerlukan ip public yang mana saling terhubung antar negara di dunia. Meskipun dalam mentranslasikan ip pada jaringan local sudah bisa dilakukan dengan pengaturan NAT dasar, namun dengan sistem dasar yang mentranslasikan satu ip local menjadi satu ip public hal ini menyebabkan semakin berkurang ip public di dunia. Maka dari itu dibuatlah protokol yang mampu menghemat ip public dengan cara mentranslasikan beberapa ip local menjadi satu ip public.



C. Tujuan & Manfaat
1. Konfigurasi Network Address Translation dengan Mode Overload pada    Router Cisco.
2. Menerapkan fungsi NAT Dynamic Overload pada jaringan.


D. Alat & Bahan 

1. PC/Laptop
2. Software Cisco PacketTracer



E. Tahap Pelaksanaan
  
1. Konfigurasi NAT pada Router CISCO
Misalnya kita akan meNATkan IP 192.168.17.1 bisa akses ke internet. dengan ip publik 117.102.227.49


Router#enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#ip nat inside source static 192.168.17.1 117.102.227.49
Router(config)#int fa0/0 -----> [masuk ke interface ke internet]
Router(config-if)#no shutdown -----> [untuk mengaktifkan interfacenya]
Router(config-if)#ip nat outside
Router(config-if)#exit ------------> [keluar dari interface internet]
Router(config)#int fa1/0 ---------> [masuk ke interface local]
Router(config-if)#no shutdown -----> [untuk mengaktifkan interfacenya]
Router(config-if)#ip nat inside
Router(config-if)#exit

2. Perintah NAT pada Router Mikrotik
pada terminal ketikkan perintah :
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade
3. Perintah NAT pada Linux Server
NAT pada Linux server biasanya menggunakan perintah IPTABLES. sebelumnya kita harus mengaktifkan IP Forwading .
echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forwardnano /etc/sysctl.conf#iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -j MASQUERADE
pada perintah kedua, ubahlah baris yang tertulis net.ipv4.ip_forward = 0 menjadi net.ipv4.ip_forward = 1



F. Referensi

http://www.jaringan-komputer.cv-sysneta.com/nat-dan-spi
https://magneticinfo.blogspot.co.id/2015/05/apa-itu-nat.html



G. Hasil & Kesimpulan

NAT Static menerjemahkan 1 IP address menjadi 1 IP Address lain. Static NAT hanya bisa mewakili 1 IP address dengan 1 IP address. Biasanya digunakan untuk menerjemahkan 1 IP private menjadi 1 IP Public. Dengan demikian komputer/perangkat yang berada di jaringan local dengan IP private bisa terkoneksi dengan internet tanpa harus mengganti IP Addressnya.



Sekian positngan dari saya. semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb..

Pengertian OSPF (Open Shortest Path First) & Konfigurasi OSPF (Hari Keempat)

Assalamualaikum wr.wb..
Kambali dengan materi Cisco dari lanjutan kemarin. Sekarang materinya tentang OSPF, apa itu OSPF ?? Langsung saja 


A. Pengertian
 
OSPF (Open Shortest Path First)
merupakan sebuah routing protokol berjenis IGRP (InteriorGateway Routing Protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Cara Kerja OSPF
OSPF Bekerja pada Media Apa Saja
Seperti telah dijelaskan pada posting sebelumnya ( OSPF – Pengenalan OSPF ), OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

– Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.

– Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.

– Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak
meneruskan broadcast.

– Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.


Bagaimana Proses OSPF Terjadi
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1.Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency
router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.

2.Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.

3.Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.
Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut.

4.Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5.Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.
Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.
 

B. Latar Belakang

OSPF merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelmpokan area

C. Tujuan & Manfaat
 
1. Membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan.
2. Digunakan dalam jaringan lokal berskala sedang hingga enterprise.
3 sistem penyebaran informasi menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.


D. Alat & Bahan

1. PC/Laptop
2. Software Cisco PacketTracer



E. Tahap Pelaksanaan 

Konfigurasi OSPF di Cisco PacketTracer
Pertama kita buat dulu sebuah jaringan , seperti gambar dibawah.....



Selanjutnya..
berikan IP Address pada setiap PC.. 
1. PC 1 dengan nama "PC0"..


2. PC 2 dengan nama "PC 2"..

3. PC 3 dengan nama "PC 3"..


Tahap selanjutnya berikan IP Address pada setiap router . Contoh sebagai berikut : 

Pemberian IP Address di Router 1

     --- System Configuration Dialog ---

Continue with configuration dialog? [yes/no]: no


Press RETURN to get started!



Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.18.8.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 192.168.8.1 255.255.255.0
Router(config-if)#band 125
Router(config-if)#cl ra 125000
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit

Konfigurasi EIGRP pada Router 1,


Router(config)#router ospf 4
Router(config)#router-id 2.2.2.2
Router(config-router)#net 172.18.8.0 0.0.255.255 area 0 
Router(config-router)#net 192.168.8.0 0.0.0.255 area  0
Router(config-router)#log-adjacency
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
wr
Building configuration...
[OK]
Router#


Pemberian IP Address di Router 2 

  --- System Configuration Dialog ---

Continue with configuration dialog? [yes/no]: no


Press RETURN to get started!



Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.19.9.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 192.168.8.2 255.255.255.0
Router(config-if)#band 125
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit 

Router(config-if)#exit
Router(config)#int se3/0
Router(config-if)#ip add 18.8.8.1 255.0.0.0
Router(config-if)#band 125
Router(config-if)#cl ra 125000
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial3/0, changed state to down
Router(config-if)#exit  

Konfigurasi OSPF pada Router 2,


Router(config)#router ospf 4
Router(config-router)#net 172.19.9.1 0.0.255.255 area  0
Router(config-router)#net 192.168.8.0 0.0.0.255 area  0
Router(config-router)#net 18.8.8.0 0.255.255.255 area  1
Router(config-router)#log-adjacency
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
wr
Building configuration...
[OK]
Router#


Pemberian IP Address di Router 3

     --- System Configuration Dialog ---

Continue with configuration dialog? [yes/no]: no


Press RETURN to get started!



Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.10.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 18.8.8.2 255.0.0.0
Router(config-if)#band 125
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit



Konfigurasi OSPF pada Router 3,


Router(config)#router ospf 4
Router(config)#router-id 4.4.4.4
Router(config-router)#net 172.16.10.0 0.0.255.255 area 1
Router(config-router)#net 18.8.8.0 0.255.255.255 area 1
Router(config-router)#log-adjacency
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
wr
Building configuration...
[OK]
Router#



F. Referensi 

https://en.wikipedia.org/wiki/Open_Shortest_Path_First 
http://alfiant10.blogspot.co.id/2013/01/konfigurasi-ospf-pada-cisco-packet.html 



G. Hasil & Kesimpulan
 

1. Routing protokol OSPF ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
2. Routing protokol OSPF ini dapat dikembangkan dengan menggunakan hardware dan software yang ada sesuai dengan perkembangan software dan teknologi perangkat hardware sekarang ini.
 
 
Sekian postingan saya hari ini. Semoga bermanfaat ^^
Wassalamualaikum wr.wb